Search

Kontroversi BLW, dari Risiko Tersedak sampai Kurang Zat Besi

Pengenalan makanan pendamping pada anak usia enam bulan melalui metode Baby-Led Weaning (BLW), yang belakangan dipopulerkan oleh penyanyi Andien Aisyah menuai pro dan kontra.

Sebagian orang tua meyakini bahwa membiarkan anak menyantap makanan dengan tangannya sendiri bisa mengatasi masalah pilih-pilih makanan pada anak. Metode ini juga disebut-sebut dapat menjadi solusi pencegahan obesitas pada anak.

Namun, sebagian orang tua lainnya beranggapan bahwa metode ini bisa berpengaruh buruk terhadap kesehatan anak. Pasalnya, metode ini berbeda dengan pengenalan makanan konvensional yang dilakukan secara bertahap, BLW langsung mengenalkan anak dengan makanan padat.

Dokter spesialis anak Lucia Nauli Simbolon mengungkapkan, BLW bisa menyebabkan risiko balita tersedak.


"Yang paling utama adalah hati-hati terhadap resiko tersedak," ujar Lucia Nauli Simbolon dalam Diskusi Plus Minus Baby-Led Weaning, di kawasan Jakarta Selatan, Senin (4/9).

Risiko tersedak memang sangat mungkin terjadi karena orang tua tak bisa mengontrol jumlah ataupun ukuran makanan yang masuk ke mulut anak. Untuk itu, orang tua yang memilih menggunakan metode BLW diharuskan untuk ekstra waspada.

Setidaknya, kata Lucia, seorang ibu yang memilih mengenalkan makanan pendamping dengan metode BLW, harus paham mengenai Heimlich Manuver.

Heimlich Manuver adalah pertolongan pertama yang dibutuhkan untuk mengatasi anak usia di bawah setahun yang tersedak.

Selain itu, orang tua juga wajib mengetahui kemampuan perkembangan anak. Perkembangan mereka akan menentukan apakah mereka sudah bisa menerima BLW atau belum.


Pemberian finger food seperti pada BLW juga bisa dimulai ketika kemampuan oromotorik (sistem gerak otot pada area rongga mulut) sudah berkembang. Setidaknya, lidah sudah dapat bergerak ke kanan dan ke kiri, yaitu pada usia 8 bulan, sehingga mengurangi risiko tersedak.

Pengenalan makanan pendamping dengan metode BLW pun harus disertai kesiapan anak. Misalnya, anak anak sudah mampu duduk tanpa atau hanya dengan sedikit bantuan di kursi makan. Refleks ekstrusi seperti menjulurkan lidah sudah jauh berkurang.

Anak sudah banyak melakukan gerakan eksploratif. Memperlihatkan keinginan makan dengan cara membuka mulut, rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan atau tidak berminat atau kenyang dengan menarik tubuh ke belakang.

"Itu tanda anak sudah siap mendapatkan makanan pendamping ASI," ucap Lucia.


Antisipasi kekurangan zat besi

Tidak hanya pertolongan pertama mengatasi anak tersedak, orang tua juga harus memerhatikan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan si buah hati dalam proses tumbuh kembangnya. Selama ini ada ketakutan bahwa anak-anak yang diberikan makanan melalui metode BLW akan mengalami kekurangan zat besi.

Karena zat besi banyak terkandung dalam daging hewan seperti ayam dan sapi, ikan, serta hati. Sedangkan kebanyakan makanan yang dikenalkan pada saat BLW hanya berupa sayuran dan buah.

"Kalau ibu memutuskan untuk BLW, alangkah baiknya berikan pula suplemen zat besi pada anak," ujar Lucia. </span> (chs)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Kontroversi BLW, dari Risiko Tersedak sampai Kurang Zat Besi : http://ift.tt/2iY4WIz

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kontroversi BLW, dari Risiko Tersedak sampai Kurang Zat Besi"

Post a Comment

Powered by Blogger.