Search

Lima Hari Berjibaku dengan Kegagalan Menstrual Cup

Jakarta, CNN Indonesia -- Annisa Steviani panik bukan main. Dia menemukan noda darah haid di atas permukaan pakaian dalamnya. Apa lacur, menstrual cup yang tak terpasang sempurna membuat darah yang seharusnya tertampung penuh malah berceceran.

"Kalau yang sudah jago, sih, gampang harusnya. Tapi, karena masih baru, saya harus rileks banget. Bisa lima menit sendiri di dalam toilet," kata Annisa saat bercerita tentang pengalamannya menggunakan menstrual cup kepada CNNIndonesia.com pada awal April lalu.

Itu adalah kisah pengalaman hari kelima pertama Annisa menggunakan menstrual cup. Selama empat hari sebelumnya, Annisa bergelut dengan upaya memasangkan cawan menstruasi itu dengan benar.

Hari pertama berhasil dilewati Annisa tanpa masalah. Namun, masalah mulai muncul di hari kedua. Dia kesulitan melipat dan memasukkan menstrual cup. Saking susahnya, dia menyerah dan memakai pembalut pada umumnya.

Peruntungan dicoba kembali pada hari ketiga. Namun, tiba-tiba Annisa menemukan noda darah sekitar dua tetes. Dia sempat panik. Dia pikir menstrual cup yang digunakannya sudah penuh oleh darah. Nyatanya, tidak. Dia hanya salah menempatkan.

Pada hari keempat, Annisa terburu-buru mengenakan kembali menstrual cup setelah membersihkannya di siang hari. Soalnya, saat itu dia tengah berada dalam perjalanan menuju Bandung. Tak ayal, noda darah pun kembali terlihat. Dia memutuskan untuk mengkombinasikan menstrual cup dengan pembalut. Memasang menstrual cup, kata dia, harus dilakukan dalam kondisi rileks.

Menstrual cup merupakan alat penadah darah saat haid berbentuk seperti cawan yang terbuat dari silikon. Alternatif pembalut satu itu diklaim lebih sehat dan ramah lingkungan.

Cara kerjanya sederhana, menstrual cup yang dipasang di dalam vagina menampung darah haid yang keluar. Setiap 4-12 jam--tergantung ukuran--menstrual cup harus dilepas dan dibilas untuk kemudian dimasukkan kembali. Penggunaannya yang harus dipasang di dalam organ intim memang kerap membuat banyak wanita kesulitan.

Bagi Annisa, salah menempatkan menstrual cup merupakan kesalahan wajar bagi siapa pun yang baru pertama kali memakai. Meski beberapa kali mengalami kebocoran, dia mengaku masih akan tetap menggunakan menstrual cup dan terus berlatih menempatkannya dalam posisi yang tepat.

Dari ragu jadi semangat mencoba

Kabar mengenai menstrual cup sebagai alternatif pengganti pembalut telah lama didengar Annisa. Namun, informasi yang terbatas dan harga yang mahal membuatnya mengurungkan niat mencoba.

Belakangan, gaung menstrual cup kembali sampai ke telinga Annisa. Perempuan berusia 30 tahun ini lantas mencari tahu lebih lanjut mengenai menstrual cup lewat ulasan seorang YouTubers. Meski bernada positif, ulasan itu saja belum cukup menghilangkan keragu-raguan yang dimilikinya.

Sampai pada akhirnya, seorang rekan di tempat kerja Annisa lebih dulu menggunakan menstrual cup. Lewat contoh yang 'nyata' itu, Annisa banyak bertanya-tanya mengenai menstrual cup.

Ketika itu, niatan Annisa kembali terganjal lantaran IUD yang dipakainya. Namun, setelah memastikan dengan dokter ahli kandungan bahwa IUD dan menstrual cup berada di lokasi yang berbeda, dia memantapkan hati untuk mencoba cawan penampung darah haid tersebut.

"Waktu itu aku ragu karena pake IUD, takut ketarik atau tersentuh. Tapi, aku cari tahu dan datang ke acara yang ada dokter obgin dan ternyata posisinya jauh berbeda," kata Annisa.

Ibu satu anak ini pun membeli menstrual cup keluaran Denmark ukuran besar atau 30 ml dengan harga Rp399 ribu. Sesuai rekomendasi, perempuan yang sudah melahirkan secara normal disarankan memakai ukuran besar. Selain ukuran ini, terdapat ukuran kecil dengan kapasitas cawan silikon sebesar 25 ml.

Tanpa tunggu waktu lama, menstrual cup itu langsung dijajalnya meski masa menstruasi masih jauh. "Enggak berasa. Nyaman banget, enggak lembap dan kering," aku Annisa.

Annisa mencoba berbagai jenis lipatan untuk memasukkan menstrual cup. Setelah beberapa kali trial and error, Annisa akhirnya menemukan lipatan punchdown paling pas dengannya.

Memakai menstrual cup, kata Annisa, lebih nyaman ketimbang pembalut yang kerap membuatnya gatal-gatal. "Jadi, selama ini aku alergi pembalut. Tapi dibiarkan saja karena enggak ada pilihan lain," kata dia. Dengan menstrual cup, alergi dan rasa gatal itu dirasa hilang. "Seperti tidak sedang menstruasi."

Tak cuma itu, Annisa juga merasa keram perut yang kerap dialaminya saat haid pun hilang saat dia menggunakan menstrual cup. "Karena sepertinya ini lebih higienis dibandingkan pembalut," ujarnya. Alasan-alasan ini membuat Annisa bakal kembali mencoba memakai menstrual cup.

[Gambas:Video CNN] (ptj/asr)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Lima Hari Berjibaku dengan Kegagalan Menstrual Cup : http://bit.ly/2UdJaxK

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Lima Hari Berjibaku dengan Kegagalan Menstrual Cup"

Post a Comment

Powered by Blogger.