![](https://awsimages.detik.net.id/visual/2015/12/19/3b62edfd-377e-4c76-b803-3e2f323fb37b_169.jpg?w=650)
Telah bertahun-tahun jembatan batu Ponte Vecchio dikerubungi oleh coretan tangan usil bernada romantis. Mereka yang menulisnya terinspirasi dari kisah cinta Romeo dan Juliet.
"Kucing besarku, aku mencintaimu," tulis salah satu coretan yang dengan gambar hati dan bunga seadanya.
Kelompok sukarelawan di kota ini, Angels of Beauty, bekerjasama dengan perusahaan pembersih laser, El.En. Group, untuk memusnahkan coretan dari tembok jembatan bersejarah yang juga menjadi lokasi pertokoan legendaris itu."Sinar laser bisa menghilangkan graffiti tanpa merusak bebatuan yang menjadi temboknya," kata Daniela Valentini, pemimpin kelompok sukarelawan itu.
"Beberapa graffiti sulit untuk dihapus, apalagi yang mengandung warna seperti perak atau merah. Terlebih lagi jika sudah lama dicoretkan di tembok," lanjutnya.
Usaha pembersihan tembok mengundang perhatian turis yang yang lalu-lalang di sekitarnya.
"Kami telah melakukan usaha pembersihan seperti ini untuk 28 situs bersejarah yang dilindungi UNESCO di seluruh dunia, termasuk usaha pembersihan di MoMA dan Vatikan," kata Manajer El.En, Paolo Salvadeo.
Bukan cuma tembok batu, teknologi laser yang diterapkannya juga bisa menghapus kotoran di lukisan hingga patung perunggu.
Pemuja Cinta
Alat laser yang digunakan untuk membersihkan coretan berharga sekitar US$78 ribu dan bisa membersihkan area seluas 10 cm dalam waktu 20 menit.
"Teknik yang digunakan ialah meminggirkan debu yang mengendap di sudut terkecil dalam area yang ingin dibersihkan," kata Salvadeo.
Roberto Lepri (67) menjadi salah satu relawan Angels of Beauty. Saat masih produktif ia sempat bekerja di bidang listrik. Kebetulan ia lahir dan besar di kawasan tak jauh dari Ponte Vecchio.
"Kita harus melakukan usaha dari kerusakan yang disebabkan oleh cat semprot. Ini akan memakan waktu, tapi kita bisa melakukannya dari sekarang," katanya.
Alat laser yang juga pernah dicoba di Galleria della Carrozze akan menjadi senjata untuk menghalau tangan-tangan usil yang gemar mencorat-coret tembok benda atau bangunan bersejarah di kawasan ini.
Valentini mengakui kalau usaha pembersihan yang dilakukan sejak Januari 2019 ini cukup membuatnya frustrasi.
"Saya ingin anak muda melihat ini sebagai pekerjaan yang sulit dan memakan waktu, sehingga mereka mengurungkan niat untuk mencorat-coret tembok," katanya.
Namun Salvadeo merasa lebih simpati dengan mereka yang mencorat-coret tembok atas nama cinta.
"Ibaratnya dulu ada orang yang jatuh cinta dan membuat tato nama pasangan mereka. Namun kini mereka berpisah dan pasangan barunya ingin menghapus tato tersebut. Itulah pekerjaan kami," katanya.
(ard)
Baca Kelanjutan Membebaskan Ponte Vecchio dari Coretan Usil : https://ift.tt/2u1oQ8bBagikan Berita Ini
0 Response to "Membebaskan Ponte Vecchio dari Coretan Usil"
Post a Comment