Search

Asal-usul dan Sejarah Panjang Setelan Jas

Jakarta, CNN Indonesia -- Debat Capres 2019 pertama menyedot animo masyarakat. Rasa ingin tahu akan kualitas seolah bakal terjawab saat kontestasi debat capres-cawapres 2019. Namun ada satu hal yang tampak biasa tetapi patut jadi perhatian. 

Peserta debat capres Prabowo Subianto-Sandiaga Uni tampil rapi dalam balutan jas. Keduanya tampil kompak dalam balutan setelan jas berwarna hitam, kemeja putih, dan dasi berwarna merah. Tak lupa pula, peci yang tersemat di atas kepala keduanya.

Setelan ini serupa dengan apa yang keduanya pakai dalam foto surat suara. "Kami akan pakai yang sesuai dengan surat suara, supaya mengingatkan masyarakat," ujar Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno di rumahnya, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (17/1).

Jas sebagai pilihan juga berbusana sepertinya sudah biasa bagi calon wakil presiden Ma'ruf Amin. Ia sering tampil dengan sarung, ikat pinggang dan jas. 


Karena kerap dikenakan di situasi resmi, orang memandang jas hanya terbatas untuk keperluan ini. Padahal jas bukan hanya sekadar kostum untuk menyesuaikan situasi resmi atau formal tetapi juga berhubungan dengan rasa percaya diri. 

"Pakai jas bukan hal aneh. Orang ada yang ngantor saja pakai jas. Dia bisa meningkatkan rasa percaya diri. Kita merasa lebih ganteng dan keren," ujar Stephen Wongso, desainer sekaligus salah satu pemilik Wong Hang Tailor saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (16/1). 

Dahulu hanya untuk kaum ningrat

Kemunculan jas berawal di negara-negara Eropa. Orang Eropa mengenakan jas untuk keperluan melindungi tubuh dari udara dingin. Menurut Stephen, penggunaan jas populer di abad 16-17. Namun hanya kaum bangsawan yang bisa mengakses dan mengenakan jas. 

Pada perkembangannya, muncul tuksedo (tuxedo) yang biasa dikenakan untuk acara makan malam resmi. Tuksedo kala itu memiliki bagian belakang lebih panjang. 


Stephen menjelaskan awalnya tuksedo dipadukan dengan dasi panjang. Lalu seiring berjalannya waktu, dasi panjang ditinggalkan dan berganti dengan dasi kupu-kupu. 

"Kalau makan malam, dasi (kupu-kupu) enggak akan basah (atau kena makanan)," imbuhnya. 

Jas pun merambah ke Indonesia saat masa penjajahan Belanda. Tak jauh berbeda dengan 'nasibnya' di Eropa, hanya kaum ningrat yang bisa mengenakan jas. Pasalnya harga jas waktu itu cukup mahal untuk dibeli rakyat jelata. 

Jas di Indonesia, lanjut Stephen, hanya ditujukan untuk keperluan fesyen, artinya ini hanya jadi penunjang penampilan. Ini berbeda dengan orang Eropa yang mengenakan jas untuk menghangatkan tubuh. 

Aneka jenis pilihan

Kini kreasi jas semakin beragam. Stephen berkata pada dasarnya ada dua jenis jas yakni tuksedo dan jas yang biasa ditemui. 


Sementara itu, jas bisa dibedakan ke dalam beberapa klasifikasi menurut bentuk kerah, jumlah kancing, cutting dan jumlah belahan di belakang.

Berdasar bentuk kerah terdapat jas dikenal dengan jenis peak, standard notch, shawl, wide peak, narrow notch dan wide notch. 

"Jumlah kancing kalau sekarang satu atau dua. 5-10 tahun lalu kancing tiga cukup populer. Sekarang pun kalau bapak-bapak sukanya kancing tiga," jelasnya. 

Untuk cutting terdapat potongan reguler atau slim fit. Jumlah belahan atau vent terbagi jadi tiga yakni side vent (belah tengah), double vent (dua belahan di kanan dan kiri) serta no vent (tanpa belahan). 

Menurut Stephen, jas dengan cutting slim fit paling banyak diminati. Meski jas terkesan formal tetapi cutting slim fit membuatnya tampak segar dan muda. 

Slim fit, kata dia, bukan berarti jas akan sempit atau kekecilan saat dikenakan. Yang membedakan slim fit dengan jas reguler ialah pada bentuk pinggang. Pada slim fit, terdapat lengkungan yang membentuk pinggang sedangkan reguler cukup berpotongan lurus. 

Perbedaan lainnya bisa dilihat dari jarak antara perut dan jas.

"Slim fit kalau dikancing ada jarak 2-3 jari antara perut dan jas. Kalau reguler memang lebih longgar dengan jarak lima jari dari perut," ujarnya. (els/chs)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Asal-usul dan Sejarah Panjang Setelan Jas : http://bit.ly/2suLQvs

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Asal-usul dan Sejarah Panjang Setelan Jas"

Post a Comment

Powered by Blogger.