Hal inilah yang menjadi saran untuk Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah terkait Museum Kayu Sampit. Warga beranggapan desain interiornya kurang menarik.
Untuk itu, inovasi dan kreasi terkait konsep ramah generasi muda atau kalangan milenial haruslah diterapkan.
"Museum itu memang identik dengan barang antik atau kuno, tapi jangan juga konsepnya kuno karena generasi muda seperti kami jadi malas berkunjung," ujar salah seorang warga Sampit, Noraida, seperti yang dikutip dari Antara, Senin (15/10)."Bahkan ada yang membayangkan museum itu angker karena mungkin interiornya kurang menarik dan gelap."
Menurut Noraida pengelola perlu melakukan banyak perubahan konsep interior dan cara berpromosi.
Generasi milenial yang seakan tidak terpisahkan dengan teknologi digital dan internet, ia melanjutkan, harus menjadi rujukan bagi pengelola dalam mempromosikan Museum Kayu. Caranya adalah dengan ikut memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut.
Noraida melanjutkan pemerintah daerah tidak perlu ragu atau merasa tabu, mengolaborasikan kegiatan promosi museum dengan kegiatan-kegiatan yang digemari generasi milenial. Karena hal yang terpenting adalah promosi tersampaikan dengan baik dengan cara yang dapat diterima generasi muda.
"Kalau terlalu formal, saya yakin generasi muda kurang tertarik. Manfaatkan media sosial dan masuk ke komunitas-komunitas, serta dikolaborasikan dengan kegiatan-kegiatan anak muda, jadi anak muda seperti kami makin familiar dengan Museum Kayu Sampit dan makin rajin berkunjung," ujarnya.
"Tujuannya agar museum menjadi tempat yang menarik sehingga generasi muda tertarik berkunjung, tanpa disuruh."
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur, Fajrurrahman, juga sependapat dengan konsep tersebut.
Pihaknya sedang pengupayakan hal itu secara bertahap.
"Pemerintah daerah berupaya menjadikan museum sebagai tempat belajar, juga kegiatan positif lainnya, seperti ada kegiatan implementasi budaya, melukis, hiburan, dan lainnya," kata dia.
Museum Kayu Sampit didirikan pada 6 Oktober 2004. Museum yang terletak di Jalan S Parman itu berkategori museum umum meski didominasi barang terkait dengan jenis dan alat produksi kayu yang menggambarkan masa kejayaan sektor perkayuan Kalimantan Tengah pada era sebelum 2000
Di dalam Museum Kayu terdapat berbagai jenis kayu, peralatan pengolahan kayu zaman dahuulu, peralatan sehari-hari masyarakat Suku Dayak, dan suku lainnya, hingga kerangka ikan paus.
Nama Museum Kayu dipilih untuk mengenang sejarah bahwa kabupaten itu pada masa lalu pernah berjaya di sektor perkayuan. Melalui museum itu, pemerintah ingin menyampaikan kepada generasi penerus terkait dengan sejarah daerah, termasuk seputar sektor perkayuan. (agr)
Baca Kelanjutan Museum Kayu Sampit Disarankan untuk Lebih Ramah Milenial : https://ift.tt/2NHgIBgBagikan Berita Ini
0 Response to "Museum Kayu Sampit Disarankan untuk Lebih Ramah Milenial"
Post a Comment