
Di tahun ini, Tahun Baru Islam jatuh pada Selasa (11/9).
Berbagai elemen mewarnai tradisi perayaan Tahun Baru Islam, termasuk salah satunya kuliner. Bubur suro menjadi salah satu elemen kuliner yang sarat dengan perayaan Tahun Baru Islam masyarakat Jawa.
Hidangan ini biasanya disajikan pada malam menyambut 1 Muharam dan menjadi santapan warga. Dalam konsep Jawa, lewat dari pukul empat sore dianggap telah memasuki hari esok.
Bubur suro terbuat dari campuran beras, aneka bumbu dan beberapa lauk pendukung. Bahan yang digunakan meliputi ketumbar, jahe, kunyit, hingga serai.
Bubur suro tak 'tampil seorang diri'. Dalam satu hidangan bubur suro, ada beberapa lauk pendukung yang menemani seperti daging ayam dan tujuh macam kacang yang telah digoreng atau direbus terlebih dahulu. Tak cuma itu, jeruk bali dan buah delima juga menemani sajian bubur suro.
Bubur suro bukanlah sesajen atau sesuatu yang mengandung unsur mistis. Bubur suro melambangkan makna syukur terhadap tahun yang telah lewat, introspeksi diri atas segala kesalahan, dan harapan untuk masa depan.
"Bubur di hari Asyura adalah tradisi. Dan kebanyakan tradisi hukumnya adalah mubah. Seperti bubur ini biasanya mengundang orang-orang, lalu berdoa dan makan bersama," kata Yusuf kepada CNNIndonesia.com, Senin (10/9).
Memberi makan orang lain, kata Yusuf, merupakan salah satu bentuk ibadah yang bernilai pahala dalam Islam. Sementara tradisi, lanjutnya, terbentuk atas inisiatif bersama masyarakat.
"Oleh karenanya Islam tidak menolak semua tradisi, tetapi memilih, lalu mendukung yang baik dan menghapus yang kurang baik," ucap Yusuf. (asr/chs)
Baca Kelanjutan Mengenal Bubur Suro, Sajian Khas Perayaan 1 Muharam : https://ift.tt/2N1oESiBagikan Berita Ini
0 Response to "Mengenal Bubur Suro, Sajian Khas Perayaan 1 Muharam"
Post a Comment