Empat tato itu tersebar di bagian tubuhnya: satu di lengan kiri, dua di dada, dan satu di punggung. Ia memamerkan tato di lengannya kepada wartawan untuk diambil gambarnya. Nampak kulit di tato itu terlihat sedikit membengkak akibat panas laser penghilang tato.
"Awalnya karena saya dapat telepon dari keponakan terus bilang 'om coba ikut deh ini gratis nanti aku yang daftarin, om tinggal dateng aja'," kata Bachtiar sambil menirukan suara keponakannya.
Ayah dari tiga anak itu mendaftar program menghapus tato yang digagas oleh Islamic Medical Service (IMS) di Masjid Cut Mutia, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (27/1). Di antara yang lain, Bachtiar termasuk salah seorang peserta paling tua dari 120 orang yang datang hadir di kompleks masjid.
"Makanya saya waktu itu enggak mau."
Hal itu berubah ketika Bachtiar mulai rajin beribadah. Puncaknya adalah ketika ia berencana berangkat ke Tanah Suci untuk umroh pada 10 Februari nanti.
"Saya mau bener-bener hijrah dengan ini," ucapnya penuh senyum bangga.
![]() |
Ade, remaja 17 tahun asal Bogor, adalah contoh yang tepat untuk itu. Ade punya tato hampir di sekujur kedua lengannya. Sebuah lagi ia miliki di wajahnya yang hampir menutupi setengah muka, membuat sangar penampilannya.
Keinginan Ade menghapus tatonya karena tak kuat oleh tekanan sosial di sekelilingnya. Ia lelah mendapat sorotan negatif. Apalagi hampir satu tahun ini Ade bergabung dengan komunitas punk sehingga memperkuat imej negatif dirinya di masyarakat.
Namun satu pendorong terbesar bagi Ade untuk menghapus tatonya adalah orangtua. Dia tak mau terus membangkang kepada mereka.
Dorongan untuk tobat juga ada di benak Yane Fitria Mulya (37). Yane adalah segelintir perempuan yang datang di program menghapus tato ini. Datang dari Pulo Gebang, perempuan berjilbab ini ingin menghilangkan dua tatonya yang terletak di dada kanan dan pinggul kiri.
![]() |
Berbeda dengan Bachtiar dan Ade, Yane sudah punya keinginan menghapus tato cukup lama. Dia sudah meriset kisaran biaya yang harus dikeluarkan untuk menghapus kedua tatonya. Keinginan Yane untuk menyempurnakan ibadah jadi alasannya bertekad menghapus semua tatonya.
"Beruntung, Allah sepertinya masih sayang sama saya sehingga dikasi tahu ada program gratis ini," ucap Yane.
Ketiga orang itu perlu waktu lebih dari sekali penanganan untuk menghilangkan tato mereka. Mereka diharuskan datang kembali jika ingin merontokkan semua rajah di tubuhnya.
Dwijuni, dokter dari Islamic Medical Service (IMS) yang menggagas program ini, menyebutkan perlu hingga tiga kali untuk menghapus tato dengan laser. Meski metode ini relatif tak menyakitkan pasien, ada keterbatasan tubuh untuk ditembak sinar laser.
"Ada batas toleransi tubuh dalam menerima panas laser," kata Dwijuni.
Bachtiar, Ade, maupun Yane adalah sedikit dari mereka yang datang hari ini untuk mengahpus tato dengan tujuan yang sama: hijrah. Bagi mereka rajah adalah kenangan yang perlu dihapus untuk memberi jalan menuju pribadi baru.
[Gambas:Video CNN](stu)
Baca Kelanjutan Menghapus Rajah demi Hijrah : http://ift.tt/2DIzUycBagikan Berita Ini
0 Response to "Menghapus Rajah demi Hijrah"
Post a Comment