Penerbangan pagi memang jadi salah satu kiat agar mendapatkan lebih banyak waktu di ibu kota Sulawesi Utara itu.
Apalagi Manado punya perbedaan waktu satu jam lebih cepat dibanding Jakarta. Artinya, sampai di Manado waktu sudah bertambah satu jam.
Penerbangan yang saya tempuh dari pukul 05.50 pagi dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta, berlangsung selama 3 jam 30 menit sampai di Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado.
Sampai di Manado, saya langsung disibukkan untuk meliput rangkaian kegiatan FFI 2017 hingga malam hari.
Waktu luang untuk menikmati Manado baru tercipta keesokan harinya. Setelah membaca berbagai tulisan di dunia maya, saya memutuskan untuk mengunjungi Tomohon. Dari hotel, saya memulai perjalanan ke kawasan yang berada di selatan Manado itu pada pukul 09.00.
Mudah saja untuk berkeliling ke Manado, karena ada layanan transportasi online yang beroperasi. Saya memesan mobil menuju Tomohon yang bertarif Rp80 ribu.
Tomohon dikenal sebagai Kota Bunga. Tujuan saya yang pertama tentu saja ke Gardenia Country Inn tempat penginapan berpemandangan taman bunga di kaki Gunung Lokon.
Sepanjang perjalanan ke sana, saya disuguhi pemandangan kota Manado dari jalan tinggi yang berliku. Cuaca langsung berubah sejuk.
Supir yang mengantar saya ternyata berpengalaman menjadi pemandu wisata. Ia menjelaskan banyak lokasi wisata terbaik di Manado. Jadi saja, saya menyewa mobilnya seharian dengan kesepakatan harga Rp250 ribu.
Tiba di Gardenia Country Inn saya langsung merapat ke kafenya. Menikmati hawa sejuk sambil melempar pandangan ke taman bunga menjadi kegiatan utama pengunjung di sini, sama seperti saya.
|
Tak hanya jadi pajangan, pengelola kafe juga menumbuhkan sejumlah tanaman rempah yang menjadi bahan masakan mereka.
Gardenia Country Inn tak menarik biaya kunjungan. Untuk bisa menikmati pemandangan yang ‘Instagram-able’ ini pengunjung hanya diminta memesan menu di kafe yang harganya lumayan terjangkau, sekitar Rp20 ribu sampai Rp120 ribuan.
Sambil menyeruput kopi susu, saya bersantai menatap Gunung Lokon yang sesekali tertutup kabut. Tomohon memang diapit dua gunung berapi aktif, selain Lokon ada juga Mahawu.
Setelah dari Gardenia Country Inn saya diantar menuju Danau Linow, danau tiga warna yang berjarak sekitar 20 menit perjalanan.
Sayang sekali hujan mulai turun, sehingga pemandangan danau berwarna-warni dari pantulan matahari tak seluruhnya bisa saya lihat. Padahal saya sudah membayar tiket masuk seharga Rp25 ribu per orang.
|
Lanjut lagi saya diantar ke Pasar Ekstrem, namanya yang membuat saya menyunggingkan senyum. Nyatanya, pasar ini memang ekstrem, karena menjual binatang tak biasa seperti tikus, babi hutan, ular, sampai kelelawar, yang dagingnya sering disantap sebagian orang Manado.
Bagi yang tak betah melihat darah sebaiknya jangan ke sini. Bagi yang ingin menantang nyali makan menu ekstrim di warung kaki limanya, sangat disarankan datang ke sini.
Sebagai penawar rasa ekstrem, saya mendatangi sudut yang menjajakan bunga. Setiap tangkai bunga di jual murah, mulai dari Rp1.000 hingga Rp5.000 per tangkainya.
|
Supir saya menyarankan untuk mendatangi Bukit Doa dan Danau Tondano. Hanya saja karena waktu yang tak memungkinkan, saya mesti kembali ke Manado untuk kembali meliput FFI 2017 hingga tengah malam.
Keesokan harinya, tepatnya pada jam makan siang, saya memutuskan untuk berkeliling lagi di Manado. Kali ini pilihannya makan siang di restoran Ikan Bakar Rica.
Di tempat itu, saya menyicipi ikan kakap merah, kerapu, tuna, dan tindarung. Untuk empat ikan dan beberapa sayuran, saya merogoh kocek sekitar Rp200 ribu.
|
Selesai perut kenyang, saya berburu cinderamata khas Manado di salah satu pusat oleh-oleh. Saya membawa pulang sambal ikan roa, klappertart dan keripik pisang goroho. Total, oleh-oleh itu dihargai Rp150 ribu.
Sorenya, saya mesti kembali bergegas menuju bandara. Sesampainya di sana, saya baru ingat belum merasakan pantai-pantai cantik di Manado, terutama ke Taman Laut Bunaken.
Semoga saja saya bisa kembali ke Manado untuk mengulang perjalanan wisata yang hakiki.
(ard) Baca Kelanjutan Indahnya Bunga sampai Ekstremnya Daging Ular di Tomohon : http://ift.tt/2AvHom8Bagikan Berita Ini
0 Response to "Indahnya Bunga sampai Ekstremnya Daging Ular di Tomohon"
Post a Comment