Sejak setahun lalu beroperasi, Instagram Stories atau yang populer disingkat menjadi instaStory telah digunakan oleh sebanyak 250 juta pengguna di seluruh dunia. Sementara itu, Instagram sendiri telah digunakan oleh sebanyak 700 juta pengguna.
Dari keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com pada Rabu (2/8), terdapat lima kota di dunia yang paling sering menjadi penanda lokasi di InstaStory.
Sesuai urutan peringkat, kelima kota tersebut ialah; Jakarta (Indonesia), Sao Paulo (Brasil), New York (Amerika Serikat), London (Inggris) dan Madrid (Spanyol).
Keberadaan Jakarta di posisi teratas sebenarnya tidak terlalu mengagetkan, karena hampir seluruh penduduk Jakarta memang gemar menggunakan media sosial, tak hanya Instagram, begitu juga Facebook, Twitter dan Path.
Yang menarik, data dari InstaStory sebagai aplikasi fotografi menunjukkan kalau Jakarta merupakan kota yang fotogenik.
Safir Makki, fotografer dari CNNIndonesia.com, mengaku setuju jika Jakarta disebut sebagai kota yang fotogenik.
Pria berusia 40 tahun ini beralasan kalau setiap hari ada saja momen menarik di kota yang sangat dinamis ini, mulai dari penduduknya sampai angkutan kotanya.
Selain berkarya untuk CNNIndonesia.com, Safir juga sering menjelajah ke berbagai kota di dalam dan luar negeri untuk menuruti hasrat fotografinya dengan konsep street photography.
Bersama rekannya sesama fotografer yang lain, setiap bulannya ia juga sering menggelar kelas untuk mereka yang tertarik mengasah kemampuan street photography-nya.
Khusus Jakarta, Safir memiliki sepuluh lokasi favorit untuk berfoto. Ia menganggap lokasi-lokasi tersebut sangat ‘Instagram-able’.
Untuk yang gemar foto bertema sejarah, Safir menyarankan mengunjungi Kota Tua, Monumen Nasional atau Pelabuhan Sunda Kelapa.
Sedangkan untuk yang gemar arsitektur, bisa mengunjungi Stasiun Kota atau Gereja Katedral.
Sementara yang gemar dengan tema pemandangan bisa memgunjungi Bundaran Hotel Indonesia, Taman Kalijodo, Muara Angke, Pulau Seribu, kawasan taman Mall Central Park atau Car Free Day di Sudirman-Thamrin.
“Di lokasi itu, bentuk bangunannya sangat mendukung untuk mendapatkan komposisi foto yang bagus. Nilai ceritanya juga akan menarik. Ditambah, tak perlu direpotkan oleh izin untuk sekadar berfoto,” kata Safir.
Bagi Safir, memulai hobi fotografi tak perlu dengan kamera berharga mahal. Cukup dengan kamera telepon genggam berkualitas baik, seseorang sudah bisa berlatih mengambil foto atau video dengan komposisi “yang enak dilihat”.
“Dengan memanfaatkan segala pengaturan kamera telepon genggam hasilnya bahkan tak kalah bagus dengan kamera mahal. Aplikasi mengedit foto juga sudah banyak tersedia, seperti Snapseed, VSCO atau Lightroom,” kata Safir.
“Apalagi dengan keberadaan media sosial yang semakin mudah diakses, memajang karya dan mendapat apresiasi orang di dunia sangat mudah sekarang ini,” lanjutnya.
Safir lanjut mengatakan, untuk mengambil foto atau video dengan kamera telepon genggam usahakan jangan terlalu jauh dengan objek karena ketajaman gambar akan turun.
Hindari menggunakan pengaturan flash, lebih baik menggunakan cahaya yang ada agar gambar lebih natural.
Baginya, komposisi menarik dalam gambar adalah terdapat garis, bentuk dan warna yang “membungkus” objek menjadi satu kesatuan.
“Apapun alat yang digunakan, semua tergantung ide dan kreatifitas penggunanya,” ujar Safir.
“Jadi kalau punya telepon genggam dengan kamera yang bagus jangan hanya dibuat untuk selfie ya hahaha…” pungkasnya sambil tertawa.
(ard)
Baca Kelanjutan Ragam Lokasi Berfoto yang 'Instagram-able' di Jakarta : http://ift.tt/2hK21CrBagikan Berita Ini
0 Response to "Ragam Lokasi Berfoto yang 'Instagram-able' di Jakarta"
Post a Comment