Studi: Keripik Sayur atau Buah Lebih Buruk dari yang Biasa

Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagai camilan, banyak orang memilih keripik untuk dikunyah sekaligus mengganjal rasa lapar. Biasanya, keripik yang ditemui di pasaran terbuat dari campuran terigu.

Keripik ini dicampur perasa dan bumbu penyedap sehingga lebih bercita rasa. Keripik biasa ini dibentuk menjadi kepingan menarik ataupun menjadi bentuk yang ringkas dalam kemasan menarik.

Varian Keripik
Adapula keripik lain yang mengusung campuran sayuran maupun buah yang lebih banyak. Bahannya dari singkong, ubi jalar, kentang, bahkan buah-buahan seperti pisang, nangka, apel.

Tak sedikit orang lebih memilih camilan tersebut dengan dalih terbuat dari bahan baku 'sehat'. Padahal menurut studi terbaru, makanan tersebut justru sama saja tidak sehatnya.

Studi Terbaru
Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh ahli gizi Charlotte Sitling-Reed, menemukan bahwa keripik sayuran atau buah ternyata bisa lebih buruk dari keripik biasa yang terbuat dari kentang.

Terungkap bahwa standar sayuran yang digunakan hanya dua pertiganya, dan sisanya merupakan garam dan minyak.

Bahkan, mereka menyebut bahwa kandungan lemak dari setiap bungkusnya jauh lebih tinggi dari makanan ringan lainnya yang dianggap tak sehat.

Studi itu juga menemukan data bahwa 40 gram keripik sayuran memiliki lebih banyak lemak daripada asupan camilan keripik biasa berukuran sama.

Kadar itu bahkan dua kali lipat dari yang ditemukan dalam kandungan cokelat batangan yang dipenuhi karamel, biskuit dan bahan lainnya.

"Perhatian terhadap produk yang sering dilihat sebagai alternatif yang lebih sehat seperti keripik sayuran tidak selalu sesuai dengan reputasi mereka," ujar Stirling-Reed menjelaskan.

Dia menegaskan bahwa keripik tetaplah keripik, sekalipun dibuat dengan sayuran, mereka cenderung mengandung lemak, lemak jenuh dan garam yang terlalu banyak.

"Sebenarnya, keripik sayuran di sini memiliki kadar lemak jenuh dan garam yang lebih tinggi daripada beberapa merek keripik pada umumnya," tutupnya, seperti dikutip dari Independent.

(frt/frt)

Let's block ads! (Why?)