Penunjukkannya ini dilakukan untuk mengisi posisi kosong direktur kreatif busana pria Louis Vuitton setelah ditinggal direktur kreatif lamanya, Kim Jones.
Siapa sebenarnya Virgil Abloh?
Pria berusia 38 tahun ini adalah seorang desainer tanpa pendidikan desain formal. Meskipun tidak memiliki latar belakang pendidikan dalam dunia fesyen namun karya Abloh dalam fesyen menarik perhatian banyak orang.
Pria kelahiran Chicago, 30 September 1980 ini dibesarkan di Rockford, Illinois, orang tuanya berasal dari Ghana. Ia belajar di SMA Boylan dan Abloh merupakan seorang arsitektur dan teknik sipil.
Abloh mendapatkan gelar di bidang teknik sipilnya dari University of Wisconsin Madison dan meraih gelar master dalam bidang arsitektur di Illinois Institute of Technology.
Virgil Abloh merupakan perancang kreatif Amerika dan juga dikenal sebagai seorang DJ (disc jokey) sejak usia 18 tahun dengan nama panggung Flat White.
Jenjang karier Abloh juga cukup dikenal oleh masyarakat dan fenomenal. Dalam kurun waktu kurang dari lima tahun (dan tanpa pendidikan desain busana formal), Abloh berhasil menjadi sosok desainer yang punya gigi di dunia fesyen.
Di tahun 2003, dalam wawancaranya bersama GQ di 2013, Abloh mengaku bertemu dengan Kanye West dan managernya John Monopoly. Dia diminta untuk membuat souvenir bagi rapper Amerika tersebut. Dia pun akhirnya bekerja sebagai direktur artistik konser dunia Kanye West.
Mengutip Vogue, tiga tahun berselang, Abloh pun bergabung dengan West di Roma sebagai anak magang di Fendi selama enam bulan.
"Saya membayar mereka US$500 sebulan," kata Michael Burke, CEO Fendi saat itu, kepada The New York Times.
"Saya sangat terkesan dengan bagaimana mereka membawa vibe baru ke studio dan melakukan hal-hal bagus. Virgil bisa menciptakan metafora dan gaya baru untuk menggambarkan sesuatu yang antik seperti Fendi. Saya mengikuti perkembangan kariernya sejak saat itu."
Kemampuan Abloh juga diakui Kanye West, sehingga mereka pun berkolaborasi untuk membuat Pastelle, label street wear grafis. Di 2009 dia dan rekannya membuat galeri bernama RSVP yang menampilkan karya seni, musik, dan fesyen dari desainer ternama.
Namanya baru benar-benar dikenal dunia sejak dia meluncurkan label busananya sendiri Off-White di 2013 di Milan. Label ini memiliki konsep sebagai high fashion dalam streetwear.
"Saya ingin memberikan sudut pandang saya dan menggabungkan sensibilitas ala jalanan dalam konteks fesyen yang pantas. Saya rasa kalau bisa menggabungkan keduanya maka saya akan membuat sesuatu yang menarik," kata Abloh saat peluncuran Off White kepada Style.com.
Busana fenomenal ini pun langsung jadi hit di seluruh dunia. Di 2014, dia memutuskan untuk membuat label busana Off White untuk perempuan. Label busana dengan tagline "I only smoke when i drink' ini ditambahkan dengan desain khasnya berupa garus diagonal bertuliskan Off-White.
Ia sering berkolaborasi dengan brand ternama seperti Jimmy Choo, Nike, Ikea, Rimowa, Moncler, dan masih banyak lagi.
Salah satu kolaborasi terkenalnya adalah sneakers rancangannya 'Ten' yang merupakan kolaborasi Off-White x Nike.
Di 2017, Abloh mendapat kesempatan untuk berkolaborasi dengan artist Jenny Holzer di Palazzo Pitti. Dia menggambarkan hal ini sebagai ajang paling penting dalam kariernya.
Saat itu dia menampilkan koleksi Spring/Summer 2018 busana pria yang memiliki arti politik termasuk perang, imigran, dan krisis pengungsi internasional. (cel)
Baca Kelanjutan Virgil Abloh: Pria di Balik Lini Off-White dan Louis Vuitton : https://ift.tt/2GfAf8NBagikan Berita Ini
0 Response to "Virgil Abloh: Pria di Balik Lini Off-White dan Louis Vuitton"
Post a Comment