Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, mengatakan kedua sektor tersebut tidak bisa dipisahkan. Bahkan, ia menambahkan, kedua sektor tersebut sangat mumpuni untuk dikembangkan.
Menurutnya keberadaan geopark, yang tidak bisa dipisahkan dengan sumber daya laut ini, harus dikolaborasikan untuk menjadi daya tarik bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara."Dua sektor ini tidak bisa dipisahkan, sehingga perlu dikolaborasikan dengan manajemen baik demi peningkatan kesejahteraan masyarakat," ujar Marwan, seperti yang dikutip dari Antara.
Selain itu, ia melanjutkan, daya saing masyarakat pun harus ditingkatkan karena nantinya jika sudah ditetapkan UNESCO sebagai geopark dunia maka wisman dari berbagai akan berdatangan ke Kabupaten Sukabumi khususnya geopark.
Kawasan Ciletuh-Palabuhanratu telah ditetapkan sebagai kawasan Geopark Nasional sejak 2016. Tiga hal utama yang dinilai tim UNESCO adalah keragaman geologi (geo diversity), keragaman hayati (bio diversity) dan keragaman budaya (culture diversity).
Kawasan seluas 126.100 hektare ini mencakup delapan kecamatan dan 74 desa. Ciletuh bahkan telah mempersiapkan 14 kawasan situs geologi unggulan, dari 50 situs geologi yang ada di Ciletuh. Tiga destinasi yang populer adalah Curug Sodong, Pantai Palangpang dan Puncak Darma.
Salah satu daerah yang menjadi kawasan Geopark Ciletuh adalah Pantai Cimaja di Palabuhanratu. Tempat ini memang sudah terkenal sebagai 'rumah' untuk para surfer yang terjebak peradaban kota. Bahkan tahun 2017, Cimaja menjadi lokasi kompetisi surfing di acara Amazing Geopark Adventure Tourism yang diikuti oleh surfer dalam dan luar negeri.
Namun tak banyak orang yang tahu bahwa di kawasan Cimaja, terdapat lokasi pembudidayaan udang galah siratu. Udang dengan capit berwarna biru ini telah ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikan menjadi jenis unggulan. (agr)
Baca Kelanjutan Perikanan Jadi Kekuatan Baru Pariwisata Ciletuh : https://ift.tt/2E56p4RBagikan Berita Ini
0 Response to "Perikanan Jadi Kekuatan Baru Pariwisata Ciletuh"
Post a Comment