Secara filosofis Barong Ider Bumi adalah ritual tolak bala atau bencana, yang sudah turun temurun dilakukan warga Desa Using (suku lokal setempat) sejak ratusan tahun yang lalu. Biasanya ritual ini digelar setiap tanggal 2 Syawal atau lebaran hari kedua.
Tradisi ini ditandai dengan mengarak barong mengelilingi desa yang diakhiri dengan kenduri massal oleh warga di sepanjang jalan desa. Tahun ini Barong Ider Bumi digelar di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah.
Bupati Banyuwangi Abdullah, Azwar Anas, mengatakan Banyuwangi konsisten menjaga tradisi warganya sebagai bentuk mempertahankan kearifan lokal.
Anas meyakini kearifan lokal yang dibangun para leluhur itu dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan alam dan kehidupan warganya."Ini adalah cara 'nguri-nguri' budaya yang ditradisikan oleh Banyuwangi. Banyuwangi boleh saja maju, Banyuwangi juga boleh berkembang, tapi budaya Banyuwangi tidak boleh tertinggal dari pergaulan global," ujar Anas, dalam rilis yang diterima CNNIndonesia.com, Jumat (7/6).
"Oleh karena itu, sesibuk apapun, kami akan terus menjaga kelestarian budaya, salah satunya lewat balutan festival semacam ini."
Acara Barong Ider Bumi diisi oleh berbagai ritual dan kegiatan mulai dari ritual 'sembur othik-othik'.
Ritual ini dilakukan dengan cara merebutkan uang koin yang dicampur beras kuning serta bunga. Anak-anak langsung berebut mencari uang yang terjatuh di tanah. Sambil berebut mereka riang gembira, tanpa ada rasa bermusuhan.
Usai sembur othik-othik, seluruh warga mengarak tiga barong using yang diyakini bisa mengusir bencana.
[Gambas:Video CNN] (agr)
Baca Kelanjutan Kemeriahan Libur Lebaran di Banyuwangi : http://bit.ly/2WlhZlzBagikan Berita Ini
0 Response to "Kemeriahan Libur Lebaran di Banyuwangi"
Post a Comment