
Banyak orang yang merasa takut dan tak beraktivitas normal di hari ini.
Untuk meredakan ketakutan dan kepanikan tersebut, psikolog klinis dari Personal Growth Veronica Adesla menyarankan agar setiap orang tidak menonton dan menyebarkan video yang berisi kerusuhan antara sekelompok massa dan juga kepolisian itu.
Menonton dan menyebarkan video kericuhan justru akan membuat ketakutan dan kepanikan semakin parah.
"Salah satunya adalah dengan tidak menyebarkan tayangan-tayangan yang meresahkan apalagi hoaks. TV tidak perlu dipantengin terus-terusan 24 jam, malah menambah panik," kata Veronica kepada CNNIndonesia.com, Rabu (22/5).
Senada dengan Veronica, Linda Setiawati, psikolog klinis dari Personal Growth sempat mengungkapkan bahwa video yang berisi tindak kekerasan dapat membuat seseorang menimbulkan trauma. Meski hanya melihat video, dampaknya bisa sama seperti orang yang mengalami secara langsung.
Trauma itu dapat berdampak pada area kognitif, emosional, dan psikologis. Misalnya, dari segi kognitif, seseorang dapat terus membayangkan kejadian di video itu.
Secara emosional, seseorang juga dapat merasa cemas, khawatir, dan panik. Perubahan perilaku juga bisa terlihat seperti mengalami sulit tidur dan tidak nafsu makan.
Veronica menyarankan untuk tidak menonton video kerusuhan dan tetap beraktivitas jika situasi terlihat aman.
"Jika memungkinkan tetaplah beraktivitas seperti biasa," tutur Veronica. (ptj/chs)
Baca Kelanjutan Psikolog: Lihat Video Rusuh Aksi 22 Mei Bisa Sebabkan Trauma : http://bit.ly/2Eo3CXQBagikan Berita Ini
semoga negara kita lebih damai...
ReplyDeletewww.tokoumpan.com