
Harus diakui, berlebaran membutuhkan modal. Tradisi membeli baju, sepatu, dan barang-barang baru lainnya sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang.
"Dalam budaya Indonesia, ada kebiasaan saling mengunjungi antarkerabat saat Idulfitri. Tak heran banyak orang berusaha tampil dengan baik," ujar KH Ahmad Ishomuddin.
Lagi pula, lanjut dia, tampil dengan pakaian terbaik dengan niat bersyukur kepada Allah SWT dan menghormati kerabat yang dikunjungi merupakan perbuatan terpuji."Itu [tampil dengan pakaian terbaik] bagian dari menyenangkan hati orang lain. Itu juga masuk kategori sedekah," jelasnya.
Namun, banyak orang yang memaksakan diri untuk memberikan penampilan terbaik. Sebagian orang memaksakan diri untuk merayakan Idulfitri dengan cara menjual barang-barang miliknya sendiri.
Tak ada hadis yang melarang kebiasaan tersebut. "Tentu saja tidak ada larangan," katanya.
Namun, jika penjualan dilakukan dengan niat memamerkan barang-barang baru yang didapatnya dari hasil penjualan, maka itu menjadi perbuatan tercela.
"Memaksakan diri adalah hal yang kurang patut dalam akhlak Islam," katanya. Menggunakan pakaian dan sepatu baru, lanjutnya, kerap hanya menjadi ajang pamer.Perlu dicatat, Idulfitri tak diperuntukkan bagi mereka yang berpakaian baru untuk pamer. Namun, hari yang fitrah itu diperuntukkan bagi mereka yang telah taat berpuasa dan meningkatkan ibadahnya selama satu bulan penuh.
[Gambas:Video CNN] (ans/asr)
Baca Kelanjutan Menyoal Penjualan Barang Pribadi demi 'Modal' Lebaran : http://bit.ly/2wp4d6XBagikan Berita Ini
Hayyy guys...
ReplyDeletesedang bosan di rumah tanpa ada yang bisa di kerjakan
dari pada bosan hanya duduk sambil nonton tv sebaiknya segera bergabung dengan kami
di D*E*W*A*P*K agen judi terpercaya di add ya pin bb kami D87604A1 di tunggu lo ^^