
Kebijakan perburuan paus yang berdurasi lima tahun sudah habis dan menanti untuk diperbarui, ketika Menteri Perikanan Kristjan Juliusson mengumumkan minggu ini kuota tahunan 209 paus sirip dan 217 paus minke untuk lima tahun ke depan.
Sementara banyak penduduk Islandia mendukung perburuan ikan paus, semakin banyak pengusaha dan politisi menentangnya karena ketergantungan negara kepulauan Atlantik Utara itu pada bisnis pariwisata.
Perburuan paus, kata mereka, tidak baik untuk reputasi bisnis pariwisata Islandia yang berkembang dan telah menjadi andalan ekonomi negara."Kami berisiko merusak sektor pariwisata, industri kami yang paling penting," kata legislator Bjarkey Gunnarsdottir, merujuk pada kritik internasional dan tekanan diplomatik yang dihadapi Islandia karena mengizinkan perburuan paus secara komersial.
Asosiasi Industri Perjalanan Islandia mengeluarkan pernyataan pada hari Jumat (22/2) yang mengatakan bahwa pemerintah merusak "kepentingan besar" negara dan reputasi negara untuk memberi manfaat bagi sektor perburuan paus yang pasarnya terbilang kecil.
"Pasar mereka untuk daging ikan paus adalah Jepang, Norwegia dan Republik Palau," kata pernyataan pariwisata itu. "Pasar kami adalah seluruh dunia."
Badan Statistik Islandia mengatakan pariwisata menyumbang 8,6 persen dari produksi ekonomi Islandia. Pada 2016, pariwisata menghasilkan pendapatan lebih dari industri perikanan Islandia untuk pertama kalinya.
Islandia memiliki empat kapal bertombak yang dimiliki oleh tiga perusahaan pelayaran yang dilaporkan mengalami kerugian atau untung kecil.
Tahun lalu, industri ini membunuh lima paus minke dan 145 paus sirip, menurut data Direktorat Perikanan.
Sejak perburuan paus komersial dilanjutkan di Islandia pada 2006, perusahaan perburuan paus tidak pernah memenuhi kuota penuh mereka.
Akibatnya, bukan tidak mungkin bahwa semua 2.130 paus akan dibunuh berdasarkan kebijakan ini.
Komisi Penangkapan Ikan Paus Internasional (IWC) memberlakukan larangan perburuan ikan paus komersial pada 1980-an karena semakin berkurangnya populasi paus di lautan.
Jepang pada bulan Desember mengatakan pihaknya menarik diri dari IWC karena ketidaksepakatannya dengan kebijakan tersebut. Hingga saat ini Islandia masih menjadi anggota IWC.
(ard)
Baca Kelanjutan Aturan Berburu Paus di Islandia Dikeluhkan Industri Wisata : https://ift.tt/2VnlmbUBagikan Berita Ini
0 Response to "Aturan Berburu Paus di Islandia Dikeluhkan Industri Wisata"
Post a Comment