Perlakuan terbaik juga terus diterapkan untuk TNBB, dan kali ini program Bimbingan teknologi (Bimtek) Strategi Pemasaran Kawasan Ekowisata TNBB yang digulirkan.
Bimtek diharapkan menciptakan keseimbangan segitiga ekologis yang terdiri dari kelestarian, SDM, dan menguatnya nilai ekonomi. Program Kemenpar ini digelar pada Kamis (15/11) di Hotel Jimbarwana, Jembrana, Bali.
"Program Bimtek selalu penting dilakukan. Sebab, ini kesempatan sharing dari berbagai latar belakang untuk tujuan optimalisasi sebuah kawasan. Secara profil, TNBB ini sangat potensial dikembangkan. Dan, di situ ada aspek konservasi yang besar," kata Plt Deputi Bidang Pemasaran I Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani dalam keterangan tertulis, Jumat (16/11).
Berada di sisi barat Pulau Dewata, TNBB menyimpan potensi sumber daya wisata yang tinggi. Kawasan ini memiliki ekosistem monsoon forest, kekayaan biota laut, hingga keberagaman flora dan fauna.
Di sini juga merupakan habitat asli dan terakhir Burung Jalak Bali (Leucopsar Rotschildi). Bahkan, pengelolaan TNBB ini memakai zonasi penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
"Dari banyak aspek, potensi yang dimiliki TNBB ini sangat lengkap. Kawasan ini sangat menarik sebagai destinasi wisata. Keberadaan situs Jalak Bali di situ merupakan nilai jual yang tinggi. Jadi, keberadaan dari program Bimtek ini untuk mengotimalkan semuanya," ungkapnya.
Membidik keseimbangan semua aspek, tema 'Bimtek Strategi Pemasaran Kawasan Ekowisata TNBB terkait Optimalisasi Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi di Bidang Wisata Alam' digulirkan. Sedikitnya ada beberapa narasumber yang disiapkan, misalnya Tim Calendar of Event (COE) Kementerian Pariwisata, Putu Ngurah.
"Bimtek akan mengupas TNBB dari berbagai aspek. Tujuannya untuk memunculkan kesepahaman dari berbagai stakeholder yang ada di kawasan TNBB. Selain itu, diharapkan juga berbagai persoalan yang muncul di TNBB bisa diurai bersama. Hingga ke depannya, TNBB ini akan semakin lestari dan memberi manfaat ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat," tegas Giri lagi.
Menjadi media komunikasi antar stakeholder terbaik, Bimtek ini akan dihadiri 60 peserta yang berasal dari berbagai latar belakang. Selain Kemenpar, ada perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta ikut bergabung pemerintahan di Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Buleleng. Kemudian juga ada NGO/Lembaga Swadaya Masyarakat, Asosiasi, Swasta, dan Media.
"Ada beragam latar belakang peserta yang dilibatkan. Setelah pemaparan, diharapkan ada proses diskusi yang baik. Jadi, beragam persoalan yang ada di TNBB bisa dicarikan solusi bersama. Lalu, potensi yang ada di TNBB bisa terus didorong untuk lebih dikembangkan," ungkap Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional III Kemenpar Ricky Fauziyani.
Penyelenggaraan Bimtek Strategi Pemasaran Kawasan Ekowisata TNBB juga mendapat restu penuh dari Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Ia berharap, kawasan TNBB bisa dioptimalkan dan menghidupkan industri pariwisata di area Bali Barat.
"Kawasan Bali Barat ini dekat dengan destinasi Banyuwangi. Sudah jadi keharusan kalau optimalisasi harus dilakukan di TNBB. Meski didorong untuk menghasilkan manfaat ekonomi, diharapkan kegiatan ini tidak mengganggu keseimbangan konservasi di sana," harap Menteri yang sukses membawa Kemenpar No. 1 dan menjadi #TheBestMinistryTourism2018 se-Asia Pasifik di Bangkok ini.
(mle/egp)
Baca Kelanjutan Kemenpar Optimalkan Potensi Taman Nasional Bali Barat : https://ift.tt/2FnmHw5Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kemenpar Optimalkan Potensi Taman Nasional Bali Barat"
Post a Comment