Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan hal itu saat mengunjungi Provinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Kota Atambua.
Arief sendiri melakukan kunjungan kerja untuk menggiatkan wisata lintas batas. Tujuannya, mencapai target kunjungan 17 juta wisatawan mancanegara pada 2018 dan 20 juta wisman pada 2019. Pada hari pertama, Kamis (4/1/2018), Arief meninjau pos lintas batas Motaain, yang menjadi salah satu pintu masuk wisatawan dari Timor Leste.
Arief mengatakan PLBN merupakan bagian dari Nawacita Presiden Joko Widodo, yaitu membangun dari daerah terluar. Arief juga melihat layanan imigrasi dan bea cukai yang baik terhadap wisatawan dari Timor Leste masuk ke Indonesia.
"Kesan pertama saya ketika sampai di Pos Lintas Batas Negara ini adalah keren sekali. Jadi benar bahwa kita memiliki kebanggaan atas kedaulatan bangsa Indonesia," kata Arief dalam keterangan tertulis (5/10).
Banyak Titik Wisata
Dia mengatakan, pariwisata perbatasan jumlahnya sangat besar di dunia. Ia juga mencontohkan negara-negara di Eropa yang jumlah kunjungan wisatawannya besar karena ditunjang dengan wisata jenis itu.
Di antaranya adalah Prancis yang mencapai 80 juta setiap tahun atau Spanyol yang mencapai 85 juta wisatawan.
Oleh karena itu, Kemenpar terus mengembangkan pariwisata perbatasan yang saat ini baru memberikan kontribusi sebesar 18 persen di Indonesia.
"Pariwisata perbatasan saat ini yang berjalan baru ada di Kepri (Kepulauan Riau) dan berhasil. Tapi kenapa hanya di Kepri? Padahal kita punya banyak titik sentuh dengan negara lain seperti di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan di NTT, khususnya di Belu atau Atambua," kata dia.
Salah satu upaya yang ditawarkan adalah wisata belanja kepada wisatawan dari Timor Leste dengan barang-barang yang lebih lengkap atau juga lebih murah. Lokasi yang bisa dijadikan kawasan wisata belanja adalah di area atau kawasan PLBN Motaain itu sendiri.
"Sekali kita disini lebih lengkap, maka orang Timor Leste akan selalu belanja disini. Saya yakin disini juga bisa jadi atraksi wisata untuk akhir pekan. Tidak hanya dari Timor Leste tapi juga dari Belu," katanya.
Arief juga mendorong pelbagai acara besar digelar di Atambua untuk bisa menarik kunjungan wisatawan. Mulai dari musik, budaya, atau yang memaksimalkan potensi sumber daya alam bahkan keindahan alam yang ada di Atambua, dan NTT pada umumnya.
Selain meninjau PLBN Motaain, Menpar juga akan mengunjungi sejumlah destinasi yang ada di Atambua. Mulai dari Kawasan Wisata Mangrove Desa Dilawan, Pantai Berluli dan mengikuti Ritual Penyucian kembali Rumah Adat Suku Atok Bau Uma Meo.
Kemudian di hari kedua, Arief juga menghadiri festival Fulan Fehan serta mengunjungi Pantai Pasir Putih Desa Kenebibi. Di Pantai Pasir Putih itu, Arief meresmikan Destinasi Digital dan pembukaan Festival Wonderful Indonesia.
Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan ada sejumlah kegiatan yang didukung Kemenpar. Mulai dari festival Konser Musik Cross Border Atambua 4-5 Oktober dan Festival Wonderful Indonesia pada 4-5 Oktober; serta Festival Fulan Fehan yang masuk dalam top 100 Calender of Event Kemenpar pada 6 Oktober.
"Festival Crossboder Atambua 2018 adalah agenda tahunan Kemenpar yang bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Provinsi NTT dan Dinas Pariwisata Kabupaten Belu," kata Giri.
NTT tahun ini memang ditargetkan sebagai penyumbang wisman di kawasan perbatasan kedua setelah Kepulauan Riau (Kepri).Provinsi ini ditargetkan menyumbang wisman sebesar 1.635.354 pada 2018, satu tingkat lebih kecil dibawah Kepri yang tahun ini ditargetkan menyumbang wisman sebesar 2.187.000
(mle/egp)
Baca Kelanjutan Menpar Dorong Atambua Kembangkan Wisata di Perbatasan : https://ift.tt/2zTmeNaBagikan Berita Ini
0 Response to "Menpar Dorong Atambua Kembangkan Wisata di Perbatasan"
Post a Comment