
Dalam upaya restorasi kali ini, Unesco bertindak sebagai pihak yang bertanggung jawab hingga proyek ini selesai pada musim panas 2019. Proyek rekonstruksi ini meliputi pembangunan hotel dan pelatihan untuk pemandu wisata.
Gubernur Provinsi Homs, Talal Barazi, mengatakan Palymra adalah sejarah dunia buka sekadar Syria.
"Keterlibatan Unesco dalam proyek restorasi ini membawa nuansa positif. Karena banyak pakar yang terlibat untuk membangun ulang artefak dan benda-benda bersejarah lainnya di Palymra," ujar Talal, seperti yang dikutip dari Lonely Planet, Selasa (4/8).Namun kabar baik ini masih memiliki penghalang yakni kebijakan travel warning dari banyak negara yang melarang warganya untuk mengunjungi Syria, terkait faktor keamanan.
Sampai saat ini Syria masih dianggap sebagai negara yang rawan akan pertempuran, mengingat sebuah pertempuran besar belum lama terjadi di Idlib.
Palmyra atau Tadmur adalah sebuah kota kuno berusia ribuan tahun.
Kota ini sejak lama telah menjadi perhentian kafilah yang penting bagi para pengelana yang melintasi gurun Suriah dan dikenal sebagai Jembatan Gurun.
Asal muasal nama Palmyra hingga saat ini tidak diketahui, meskipun beberapa sejarawan meyakini bahwa nama tersebut berkaitan dengan pohon palem yang banyak terdapat di daaerah tersebut.
Namun beberapa sejarawan lainnya meyakini bahwa nama itu berasal dari terjemahan yang salah dari kata Tadmor.
Pada waktu itu, tempat ini adalah lokasi pertemuan pedagang dari Persia, China dan India yang mau menuju ke Romawi. Sehingga bukan hal yang mengherankan jika bangunan seperti kuil dan gedung-gedung di Palmyra berarsitektur ala bangunan Romawi.
Tahun 1980, UNESCO memasukan Palmyra sebagai Situs Warisan Dunia. Palmyra dianggap sebagai kota kuno yang bersejarah dan penting di dunia.
(agr)
Baca Kelanjutan Perang Usai, Kota Tua Palymra Kembali Dibuka : https://ift.tt/2NKmP8DBagikan Berita Ini
0 Response to "Perang Usai, Kota Tua Palymra Kembali Dibuka"
Post a Comment