Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan bahwa pasar Jepang potensial, dengan karakteristik fokus dengan isu keselamatan dan keamanan, tidak mau ambil risiko, hati-hati, dan sangat konservatif.
"Karena itu harus didekati dengan cara yang hati-hati pula. Kesukaan orang Jepang itu mirip dengan Korea, main golf, pantai, budaya. Soal golf, mereka sangat senang, karena di Indonesia sepanjang tahun bisa main golf, Jepang dan Korea kalau musim dingin atau panas, orang tidak banyak bermain outdoor," ujar Arief, dalam keterangan tertulis, Kamis (27/9).
Arief menambahkan, pasar Jepang mengalami stagnansi, karena itu perlu dicari strategi, untuk mendekati konsumen milenial Jepang.
"Apalagi waktu tempuh Jepang Indonesia sekita 7 jam, jarak menengah yang masih bisa dikembangkan," kata Arief yang membawa Kemenpar terpilih sebagai #TheBestMinitryOfTourism2018 se-Asia Pacific di Bangkok, 20 September 2018.
Dalam kegiatan sales mission kali ini, kemenpar mendapatkan hasil luar biasa, diperoleh komitmen penambahan wisman (Incremental Pax) hasil kerja sama mencapai 28.550 pax. Di pameran ini, terjadi aktivasi pada stan Indonesia antara lain pameran B to B dan B to C, dan pelayanan informasi pariwisata.
"Ada business to business (B2B) meeting sehingga tercipta kerja sama bisnis sehingga meningkatkan angka kunjungan wisatawan," kata Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata II Nia Niscaya.
Kemenpar memfasilitasi 37 pelaku industri pariwisata dari berbagai provinsi untuk mengikuti acara itu. Mereka bergerak pada jasa biro perjalanan, hotel, Pemda, pelayaran, pengelola destinasi wisata, taman ria, hingga maskapai penerbangan.
"Ini bursa pariwisata tahunan terbesar di Jepang. Diikuti lebih dari 1.100 buyers dan sellers dari 150 negara dengan 1.100 booth. Pengunjungnya juga lebih dari 175 ribu orang," ungkap Nia.
Selain itu, dibawa juga Organizing Committee Hot Deal dan 6 Dinas Pariwisata Daerah, antara lain DKI Jakarta, Bengkulu, Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.
Selama pameran, Kemenpar sukses mendapatkan Incremental Pax hasil kerja kama Wholesaler/Airlines. Selama Oktober-Desember 2018 sebanyak 8.050 pax, sedangkan untuk Januari-Desember 2019 sebanyak 20.500 pax.
"Totalnya 28.550 pax. Prediksi Pax atau potensi nilai transaksi Seller selama B2B/B2C meeting, jumlah wisman 41.360. Ini meningkat sekitar 7% dibandingkan 2017. Sedangkan prediksi nilai potensial transaksi USD 42,021,760," papar Nia.
Tidak hanya itu, dalam kegiatan ini juga terjadi penandatanganan Marketing Cooperation Agreement antara Kemenpar dan Garuda Indonesia berupa inkind promotion. Periode Oktober-Desember 2018 sebesar 3.250 pax, sedangkan periode Januari-Maret 2019 3.500 pax, total keseluruhan 6.750 pax.
TEJ 2018 ini merupakan kolaborasi dari Japan Travel and Tourism Association (JTTA), Japan Association of Travel Agents (JATA) dan Japan National Tourism Organization (JNTO). Hasil dari kegiatan ini akan dipublikasikan di media Jepang sehingga orang tertarik membeli paket-paket harga khusus.
Indonesia sebagai silver sponsor, mendapat hak istimewa. Di antaranya logo eksposu di semua materi cetak TEJ, tambahan 4 stan gratis, artikel di media penyelenggara, seminar opportunities, dan pemutaran video WI di layar televisi selama 15 detik.
Kesempatan ini juga dimanfaatkan Kemenpar melalui pertunjukan seni budaya, seperti kesenian khas Bengkulu yang dikolaborasi dengan kesenian Angklung dan Tarian Bali di booth dan di panggung utama. Tidak hanya itu, kopi khas Indonesia juga turut disajikan.
Dalam acara ini, Kemenpar memperoleh penghargaan 'Regional Category Awards' atas prestasi pembuatan dan promosi film hasil kerja sama Indonesia-Jepang 'Umi wo Kakeru/Man from the Sea' di Aceh. Penghargaan juga didapat atas penyelenggaraan acara olahraga 'Jakarta Marathon' yang kontinyu setiap tahun. (egp/stu)
Baca Kelanjutan Gaet Wisman, Kemenpar Kembali Gelar Sales Mission di Tokyo : https://ift.tt/2zzhoVgBagikan Berita Ini
0 Response to "Gaet Wisman, Kemenpar Kembali Gelar Sales Mission di Tokyo"
Post a Comment