
Ketujuh kota itu adalah Jakarta, Bali, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Lombok.
"Kami siap menawarkan seluruh paket di 7 kota itu. Kami bisa buatkan paket yang cantik dan efektif. Dan Kami bersyukur juga sudah banyak buyers yang memesan beberapa kegiatan MICE-nya di 7 kota. Terima kasih Kemenpar telah mengakomodir kami, karena ini membuka peluang bisnis kami untuk menambah terus wisatawan," kata salah satu sellers asal Indonesia, Frederik Kusuma dari Dimension in Bali dalam keterangan tertulis, Jumat (21/9).
Hal senada diungkapkan General Manager Gaia Cosmo Hotel Yogyakarta Ivan Andries. Kini, di bawah komando Menteri Pariwisata Arief Yahya okupansi Hotelnya mengalami peningkatan drastis hingga saat ini mencapai 70 persen satu bulan. Gaia Cosmo Hotel juga selalu ikut dan ingin selalu bersama Kemenpar di berbagai pameran.
"Rombongan wisatawan MICE ke Yogyakarta semakin besar. Kami bersyukur, hotel kami dekat dengan bandara dan gelanggang olahraga. Kegiatan MICE sangat cocok untuk kami, dan Kemenpar sangat membantu kami di promosi seperti pameran ini,"katanya.
Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata Kemenpar Profesor I Gede Pitana mengatakan Kemenpar memang saat ini sedang terus menggenjot promosi MICE. Dia ingin MICE tidak hanya banyak dan fokus di tiga kota yakni Bali, Jakarta, Yogyakarta.
"Namun harusnya juga maju di kota-kota lain. Karena di kota lain destinasi kita juga sudah siap. Apalagi wisatawan MICE spending money-nya sangat tinggi yang akan berdampak kepada kesejahteraan masyarakat," kata Pitana yang juga diamini Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar Iyung Masruroh.
Iyung menambahkan, wisata MICE bisa menjadi unggulan. Data tren travel UNWTO pada 2016 mencatat total perjalanan wisata di dunia mencapai 1,235 miliar orang, 24 persen atau sekitar 296,4 juta diantaranya adalah business traveller yang melakukan kegiatan MICE.
MICE juga diprediksi mampu meningkatkan daya saing kepariwisataan Indonesia dan meningkatkan pendapatan devisa. Karena spending wisatawan MICE adalah 7 kali lipat lebih banyak dari wisatawan biasa atau leisure traveller.
"Dan di pameran MICE terbesar di Asia Pasifik inilah salah satu momentum yang akan kami ambil. Appoinment di pameran ini sudah sangat terukur, karena buyers dan sellers sudah membuat janji pertemuan yang akan berujung kepada kesepakatan untuk datang dan melakukan wisata MICE di tanah air,"kata Iyung.
Di lain pihak, Arief Yahya mengatakan pemerintah mentargetkan kunjungan jumlah wisatawan sebesar 20 juta wisatawan mancanegara di tahun 2019. Ini menjadi tantangan Kemenpar untuk melakukan percepatan strategi pencapaian target tersebut.
Arief mengatakan sebagai portfolio produk pariwisata Indonesia tahun 2015-2019, qisata MICE dan events ditarget sebesar 60 persen dari 5 persen jenis wisata buatan.
"Target tersebut tidak hanya pada jumlah wisman, tetapi juga pada besarnya spending dari Wisman. Nah, pariwisata melalui dampak ekonominya bisa menjadi penopang ekonomi Indonesia,"kata Arief.
Kata dia, semua unsur memang harus bergandengan tangan untuk mensukseskan pariwisata Indonesia. Industri pariwisata dan Kemenpar harus terus bersinergi.
"Karakter jenis business tourist sangat berbeda dengan leisure tourist, di mana motivasi utama kunjungan MICE adalah melakukan bisnis. Hal itu tentunya akan menyebabkan perilaku berwisata, terutama dalam hal pembiayaan selama kegiatan juga berbeda dengan wisatawan biasa. Nah, momentum ini harus diusung dengan baik dan profesional dalam semua kegiatan MICE," kata menteri asli Banyuwangi tersebut. (mle/egp)
Baca Kelanjutan 7 Kota Unggulan MICE 'Dijual' di Pameran Wisata Thailand : https://ift.tt/2xtBa38Bagikan Berita Ini
0 Response to "7 Kota Unggulan MICE 'Dijual' di Pameran Wisata Thailand"
Post a Comment