Search

Mengkaji Potensi Donasi Organ dari Korban 'Overdosis'

Jakarta, CNN Indonesia -- Kematian akibat overdosis terus meningkat dari tahun ke tahun seiring meningkatnya penggunaan narkotika. Namun di sisi lain, positifnya kematian ini membuat lebih banyak donasi organ dari korban overdosis yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Penelitian terbaru menunjukkan kematian akibat overdosis telah meningkatkan ketersediaan organ yang layak secara signifikan bagi orang lain yang membutuhkan.

Penelitian itu juga menyatakan transplantasi organ dari korban overdosis ini terbilang berhasil. Keberhasilan transplantasi organ dari korban overdosis ini bahkan lebih tinggi ketimbang transplantasi dari donor yang meninggal akibat trauma dan mengidap penyakit tertentu.


Dalam studi itu, para peneliti melihat data dari tahun 2000 hingga 2017 yang mencatat terdapat 138.565 pendonor dan 337.934 pasien penerima tranplantasi. Sebanyak 177.522 merupakan transplantasi ginjal, 97.670 lever, 35.710 jantung, dan 27.032 paru-paru.

Peneliti lalu mengelompokkan penerima transplantasi organ berdasarkan sebab kematian pendonor seperti akibat overdosis, kecelakaan atau trauma dan menderita penyakit. Peneliti kemudian membandingkan keadaan penerima transplantasi organ satu sama lain.

Hasilnya, penelitian yang dipublikasikan di jurnal Annals of Internal Medicine (16/4), lima tahun setelah operasi transplantasi dilakukan, transplantasi organ dari donor overdosis terbukti lebih berhasil ketimbang donor dari korban kecelakaan atau yang memiliki penyakit.

Keberhasilan itu dilihat dari tingkat kelangsungan hidup penerima donor overdosis mencapai 77 persen. Sedangkan tingkat kelangsungan hidup dari korban trauma 76 persen dan donor dari penderita penyakit sebanyak 72 persen.


Ketua penelitian Asisten Profesor di Johns Hopkins Medicine, Christine Durane menjelaskan tingginya keberhasilan korban transplantasi overdosis dan kecelakaan karena kemungkinan para pendonor meninggal dalam usia muda dan organ mereka berfungsi lebih baik ketimbang para penderita penyakit. Kebanyakan penyakit yang diderita para pendonor adalah tekanan darah tinggi, jantung atau diabetes.

Kendati berhasil, Durand menyadari bahwa beberapa pihak tak setuju menerima donor dari korban overdosis karena dianggap berhubungan penggunaan obat terlarang dan dapat membawa virus seperti HIV, hepatitis B dan hepatitis C. Namun, Durand memastikan bahwa teknologi medis kini sudah akurat untuk memeriksa organ tersebut.

"Pemeriksaan sudah berkembang sejak akhir 1990an. Tes tidak hanya termasuk antibodi untuk infeksi tapi juga tes asam nukleat yaitu pengujian untuk virus di dalam darah," kata Durand kepada Live Science.

Data di Amerika Serikat menunjukkan donor organ saat ini sangat dibutuhkan. Pada 2017 tercatat terdapat 120 ribu nama dalam daftar tunggu nasional sedangkan pendonor hanya berjumlah 10 ribu orang. Sementara itu, di Indonesia, lembaga donor organ saat ini masih belum terbentuk. (rah)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Mengkaji Potensi Donasi Organ dari Korban 'Overdosis' : https://ift.tt/2H5fWzf

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Mengkaji Potensi Donasi Organ dari Korban 'Overdosis'"

Post a Comment

Powered by Blogger.