Pada 2014 lalu, lebih dari 92 ribu perempuan Indonesia juga meninggal karena kanker dengan 10,3 persen di antaranya karena kanker serviks.
Salah satu pendorong tingginya angka-angka tersebut, menurut Laila, adalah karena tidak adanya proses pemantauan sejak dini.
"Sebagian besar penderita kanker serviks baru menyadari saat kondisinya sudah parah. Maka pengobatan BPJS untuk penyakit ini mencapai Rp3,6 triliun pada periode 1 Januari 2014- Juni 2014," ucap Laila.
"Hal itu berarti setiap tahun biaya untuk penanganan kanker serviks mencapai Rp7,2 triliun."
Laila mengungkapkan, tidak semua penderita yang sudah mendapatkan pengobatan bisa diselamatkan, karena sudah ada yang sudah stadium berat.
Di sisi lain, penderita kanker serviks juga produktivitasnya berkurang. Ia menyebut deteksi dini melalui tes IVA (tes inspeksi visual dengan asam asetat) akan menyelamatkan uang negara triliunan rupiah.
"Karena itu upaya preventif ini sangat diperlukan, apalagi perempuan melahirkan generasi penerus bangsa," ujarnya. </span> (Antara)
Baca Kelanjutan Jumlah Kasus Kanker Serviks Indonesia Tertinggi ke-2 di Dunia : http://ift.tt/2xnemQNBagikan Berita Ini
0 Response to "Jumlah Kasus Kanker Serviks Indonesia Tertinggi ke-2 di Dunia"
Post a Comment