Selain pabrik Cadburry, serangan tersebut juga menganggu komputer di perusahaan minyak Rusia, beberapa bank di Ukraina, dan lembaga multinasional lainnya. Ransomware WannaCry sebelumnya telah menginfeksi lebih dari 300 ribu komputer di dunia.
Sekretaris Serikat Manufaktur dan Pekerja Australia, John Short, menyebut produksi di pabrik Cadburry di negara bagian Tasmania itu berhenti pada Selasa setelah sistem komputer lumpuh.
"Pekerja pabrik tidak mengetahui pasti apa yang terjadi. Tetapi, setelah semalaman, mereka sadar telah terjadi beberapa serangan signifikan yang melanda dunia," kata Short, dilansir Reuters.Mondelez International Inc, pemegang merek dagang Cadburry, menyatakan stafnya di beberapa belahan dunia lain juga mengalami permasalahan teknis, tetapi belum bisa dipastikan bahwa masalah tersebut dikarenakan virus Petya atau sebagainya.
Pabrik Cadbury itu mempekerjakan sekitar 500 orang, menghasilkan sekitar 50 ribu ton coklat per tahun, dan sebagian besar dijual di Australia. Akibat serangan virus ini, produksi tetap tidak bisa dilanjutkan pada Rabu (28/6) pagi dan belum ada kepastian kapan produksi bisa dilanjutkan.
Menteri Keamanan Siber ââAustralia Dan Tehan mengatakan, serangan WannaCry dan sejenisnya adalah pengingat bagi semua bisnis Australia untuk secara teratur membuat cadangan data mereka dan memperbaharui sistem keamanan data secara berkala.
Virus ransomware terbaru yang diberi nama "Petya", telah melumpuhkan komputer sistem operasi Windows dengan membuat data terkunci dan mustahil diakses. Peretas kemudian menuntut biaya tebusan sebesar US$300 dolar dalam bentuk bitkoin agar data kembali bisa diakses. (les)
Baca Kelanjutan Pabrik Cokelat Ikut Terimbas Virus Ransomware : http://ift.tt/2uhG0fIBagikan Berita Ini
0 Response to "Pabrik Cokelat Ikut Terimbas Virus Ransomware"
Post a Comment