Dikutip Chinese Global Times, mulai 18 Maret 2019 jumlah turis yang boleh berkunjung ke Korea Utara dibatasi maksimal 1.000 orang per hari.
Aturan baru tersebut sudah diterima oleh agen perjalanan yang berbasis di China, yang menjadi langganan banyak turis semenjak pertemuan Jong-un dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Singapura.
Meski tidak ada data resmi, namun Badan Pariwisata Korea Utara mengatakan kalau sepanjang bulan Juli sampai Agustus tahun lalu jumlah turis mancanegara yang datang mencapai 1.800 orang.Sementara itu setiap tahunnya negara yang bertetangga dengan Korea Selatan ini didatangi oleh 10 ribu turis mancanegara, yang kebanyakan berasal dari China.
Turis yang datang kebanyakan penasaran dengan wajah negara yang tertutup dari dunia ini.
Dikutip dari Lonely Planet, meski tidak ada kasus kejahatan yang menimpa turis, namun aturan berkunjung ke Korea Utara sangatlah ketat.
Salah satunya aturan mengenai menghormati keluarga Kim yang wajib ditaati oleh penduduk dan pendatang.
Pada tahun 2016, mahasiswa asal AS Otto Warmbier dipenjara oleh pemerintah Korea Utara karena ketahuan mencuri poster propaganda dari kamar hotelnya.
Warmbier dihukum kerja paksa namun dibebaskan setelah terjadinya negoisasi antara AS dan Korea Utara. Sayangnya ia harus meninggal dunia setelah dipulangkan ke negaranya.
Sejak saat itu pemerintah AS melarang agar penduduknya mendatangi Korea Utara.
Selain AS, penduduk Korea Selatan dan Malaysia juga diminta untuk tidak melakukan kunjungan ke sana.
Turis yang hendak datang ke Korea Utara wajib melakukan tur bersama agen perjalanan.
Meski terdengar angker, namun sebenarnya negara ini memiliki pemandangan yang indah, terutama gedung yang megah dan kebersihan jalanannya.
Ada juga beragam kegiatan wisata yang menarik, seperti Pyongyang Marathon dan wisata ke pabrik bir.
(agr/ard)
Baca Kelanjutan Korea Utara Membatasi Jumlah Turis : https://ift.tt/2FnEKPhBagikan Berita Ini
0 Response to "Korea Utara Membatasi Jumlah Turis"
Post a Comment